KENCUR
Orang Sunda menyebut tanaman ini cikur, orang Aceh
menyebutnya ceuko, di Bali namanya cekuh, sedangkan di Sulawesi disebut cakuru.
Kencur termasuk ke dalam jenis
jahe-jahean. Sebenarnya kencur hampir tak berbatang, tumbuhnya melekat di tanah
dan batangnya pendek sekali. Daunnya lebar berbentuk bundar lonjong berujung
runcing. Setiap tanaman berdaun 1-2 helai dan satu rumpun biasanya terdiri atas
beberapa tanaman. Bunganya berwarna putih keunguan, kelopak bunga berbentuk
tabung, tajuk bunganya berwarna putih. Rimpang akarnya pendek dan tumbuh
berdesakan, masing-masing bulat lonjong, mudah dipatahkan dan mengeluarkan
getah.
Ada dua jenis kencur yang kita kenal,
yaitu kencur yang daunnya sempit dan tumbuhnya melekat di tanah, serta daunnya
lebih lebar dan tumbuhnya agak tegak. Ada juga kencur yang hanya dimanfaatkan
daunnya saja untuk dimakan sebagai lalapan.
Tanaman ini membentuk akar rimpang
berumbi, kulit rimpangnya berwarna cokelat tua, dan warna umbinya putih
kekuningan. Umbinya inilah yang sering digunakan sebagai obat maupun bumbu
untuk masakan.
Umbi kencur mempunyai bau yang khas,
rasanya pedas dan dapat menghangatkan tubuh. Umbi kencur mengandung minyak
atsiri namanya galangol, selain itu juga mengandung senyawa seperti cineol, dan
asam methyl.
Kencur dapat mengobati sakit gusi,
caranya sangat mudah setelah kencur dikupas dan dicuci bersih, lalu kunyah
secara perlahan. Untuk mengobati pegal linu atau rhematik tinggal gosokkan
kencur pada bagian tubuh yang terasa sakit. Kunyah kencur dan garam maka masuk
angin pun bisa sembuh.
Selain itu juga kencur bisa diolah
menjadi minuman berkhasiat yang biasa kita sebut beras kencur. Cara membuatnya
mudah, pertama-tama berasnya direndam air, lalu haluskan beras yang telah
direndam beberapa menit bersama dengan kencur, dan sedikit garam. Setelah
halus, kemudian saring. Air saringan inilah yang dinamakan beras kencur. Beberapa
penyakit yang bisa diobati dengan meminum beras kencur, diantaranya: batuk,
sakit perut, muntah-muntah, dan panas dalam.