JAMU YANG BEREFEK SAMPING
Mengkonsumsi
jamu sama halnya minum dan makan sayuran karena bahan bakunya yang terbuat dari
daun-daunan dan rimpang alami yang sifatnya konstruktif dan membangun. Karena
itu relatif lebih aman bila dibandingkan obat medis. Tetapi, sama halnya dengan
obat medis dan herbal, jamu tetap memilki efek
samping walaupun relatif lebih ringan dibandingkan obat medis. Karena
itu saat meminum jamu perhatikan beberapa aturannya, seperti: dosis dan waktu
yang tepat untuk mengkonsumsinya. Efek samping jamu yang lebih besar justru
biasanya timbul dari faktor luar, misalnya karena pengolahan yang tidak benar,
salah jenis tanaman yang digunakan, terkontaminasi bahan berbahaya seperti
pestisida dan logam berat, promosi yang menyesatkan, sudah kadaluarasa, dan
yang paling parah adalah pemalsuan. Selain itu, pencampuran jamu dengan bahan
kimia obat juga memilki efek samping yang berbahaya, beberapa bahan kimia tersebut
antara lain:
-
Metampiron
dapat menyebabkan gangguan saluran cerna seperti mual, pendarahan
lambung, rasa terbakar serta gangguan sistem saraf seperti tinitus (telinga
berdenging) dan neuropati. Gangguan darah, pembentukan sel darah terhambat
(anemia aplastik), agranulositosis, gangguan ginjal, syok, kematian, dan
lain-lain.
-
Fenilbutason dapat menyebabkan mual,muntah, ruam
kulit, retensi cairan dan elektrolit (edema), pendarahan lambung, nyeri lambung
dengan pendarahan atau perforasi, reaksi hipersensitivitas, hepatitis,
nefritis, gagal ginjal, leucopenia, anemia aplastik, agranulositosis, dan
lain-lain.
-
Deksametason dapat menyebabkan moon face, retensi
cairan dan elektrolit, hiperglikemia, glaukoma (tekanan dalam bola mata
meningkat), gangguan pertumbuhan, osteoporosis, daya tahan terhadap infeksi
menurun, miopati (kelemahan otot), lambung, gangguan hormone, dan lain-lain.
-
Allupurinol dapat menyebabkan ruam kulit,
trombositopenia, agranulositosis, dan anemia aplastik pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal.
-
CTM dapat menyebabkan mengantuk, sukar menelan,
gangguan saluran cerna, pusing, lelah, tinitus, diplopia (penglihatan ganda),
stimulasi susunan saraf pusat terutama pada anak berupa euphoria, gelisah,
sulit tidur, tremor, kejang.
-
Sildenafil sitrat dapat menyebabkan sakit kepala,
pusing, dyspepsia, mual, nyeri perut, gagguan penglihatan, rinitis (radang
hidung), infark miokard, nyeri dada, palpitasi (denyut jantung cepat), dan
kematian.
-
Sibutramin hidroklorida dapat meningkatkan
tekanan darah, denyut jantung serta
sulit tidur. Sibutramin hidroklorida tidak boleh digunakan pada pasien dengan
riwayat penyakit arteri koroner, gagal jantung kongestif, aritmia atau stroke.
-
Parasetamol dalam penggunaan yang lama dapat
menyebabkan gangguan kerusakan hati.